Hayo yang belum ngreyen dan masih penasaran seperti apa nih sobat bisa nyimak selengkapnya
Entah saya masih bingung dan memang belum tahu nama sebenarnya yang dipakai untuk area mall apakah menggunakan nama Robinson atau memakai nama lama yang sebelumnya beredar yaitu Bengawan Solo Plaza. Sebenarnya yang terlihat di lokasi , namanya lebih ke Robinson. Oh iya sebelumnya sobat bertanya , loh kayaknya dulu ada kata “Departement Store” di bawah nama Robinson, kemana ya ? Ya , kata “Departement Store” sendiri memang dihapus / dihilangkan oleh pihak manajemen pengelola pusat belanja ini. Upaya mengalah , memberikan solusi dan mengademkan suasana karena sobat tau sendiri kan beberapa waktu lalu sempat konflik. Kemudian walaupun begitu , secara manajemen masih “Robinson Departement Store” tidak ada yang beda , cuman nama saja.
Terhitung menurut saya dengan kehadiran Robinson dari Ramayana Group ini menambah ragam pusat belanja yang ada di Solo. Konsumen tentunya kita ya sob , jadi memiliki banyak pilihan tempat belanja yang disesuaikan dengan kebutuhan dan dompet. Pusat belanja ini lebih ke toserba sih ya kalau dilihat – lihat dan kemarin saat saya ngreyen ke sana. Sebenarnya kalau dari kata “Departement Store” ya kalau diartikan ya toserba sih. Mirip – mirip sama Rajanya Ritel Lokal Asal Solo yaitu Luwes, mirip – mirp lho ya tetep ada bedanya ( sisi segmentasi pasar , konsep entahlah). Kalau dibandingin dengan yang lain katakanlah tetangga sebelah contohnya Matahari ( jangan jauh – jauh ) jelas beda. Ya , namanya belanja sih ya belanja aja , terkecuali disini sobat akan memahami nya saat sobat memiliki kebutuhan ( Si Barang yang dicari / dibutuhkan ) dan budget. Gak mungkin kan sobat dengan kebutuhan dan budget sekian memaksakan diri untuk belanja ke toko A , yang jelas disitu akan nyesek dan kita yang bangkrut.
Denger – denger , eh kepo sedikit sama orang dalam. Begini sebenarnya Robinson yang diaplikasikan di kota Solo ini konsep nya seperti yang ada diluar negeri , kalau ndak salah di Thailand sana. Benar atau tidaknya saya tidak begitu yakin , kalau saya sendiri boleh dan malah bagus sih kalau begitu.
Saatnya kita bongkar pusat belanja ini , saya awali ke bagian makanan dahulu nya kebetulan posisi nya juga di area depan pusat belanja ini ( Robinson ). Di dalam area Robinson , gak ada foodcourt, kalau mau makan dan bersantai sebentar setelah belanja ya ke D’COST. Ya , kalau saya boleh mengatakan foodcourtnya Robinson Saripetojo Solo ya D’COST. Berikut dibawah ini saya lampirkan gambar dari D’COST yang ada disini , cuman saya kelupaan untuk foto interiornya.
Shoes Supermarket
Nah dilantai satu kan satu bagian sudah di isi oleh D’COST untuk area pusat belanja ini , selain itu dan yang jelas area lantai satu ini dipenuhi untuk area Shoes Supermarket yaitu hampir satu area penuh untuk supermarket sepatu , muter – muter sampai kelenger liat sepatu di lantai satu. Oh iya di dalam Shoes Supermarket ini ada Sport Station lho , kalau di Solo emang baru – baru ini cuman kalau dibeberapa cabang lain juga emang ada Sport Station nya.
Naik ke lantai 2 , di area lantai dua terlihat memang di khususkan untuk area pakaian , ada satu bagian di khususkan untuk area anak – anak yang dinamai “Kids World”.
Zone2000
Naik ke lantai 3 , di lantai 3 ini terdapat Batik Nusantara yang terdiri atas beberapa ukm / tenant yang menawarkan beberapa kerajinan yang tentunya paling banyak adalah batik , ya namanya juga Batik Nusantara. Selain itu di lantai 3 juga ada Bazzaria dan Zone 2000 itu lho area bermain seperti Timezone atau Funworld.
Adanya tenant Bazzaria , tenant ini sendiri tentunya masih dalam keluarga Ramayana Group. Satu tenant yang mirip supermarket namun tidak bisa dibilang supermarket kalau di Robinson Saripetojo Solo. Semua barang yang sensitive berkaitan dengan drama ( nyebut konflik ndak enak ) yaitu sembako mungkin , tidak ada dan memang tidak dijual. Di Bazzaria ini hanya jualan perabot rumah tangga , peralatan tulis dan kantor serta anak sekolah , boneka , mainan , seingat saya itu saja , mungkin kalau ada yang lain saya lupa sepertinya.
Karena beberapa hal seperti diantara nya konflik dahulu dan memang adanya perda yang mengatur. Sebenarnya pusat belanja ini tidak boleh berdiri namun dahulu penyelesainnya dan kebijaksanaanya adalah meniadakan supermarket terutama lebih ke tidak menjual barang sembako / kebutuhan pokok sampai air minum pun tidak saya temukan disini , terkecuali kemarin sih ada karena emang sudah terlanjur barang masuk.
Ada dua area escalator yang setiap area nya tentunya ada 2 escalator ( buat naik dan turun ).
Toilet disini , lumayan cuman yang bikin horror belum ada tanda toilet khusus pria dan wanita saat saya kesini , ya mungkin harap maklum karena mungkin belum sepenuhnya selesai semua , jadi masih sedikit berantakan.
Untuk parkir sendiri lumayan , cuman kelupaan basement saya untuk mengecek apakah juga ada jatah parkir basement. Selain itu yang saya khawatirkan bagaimana masa depan parkir ini nantinya jika Si Robinson ini ramai pengunjung dan juga mengingat didalam area saripetojo ini juga ada Swiss Belinn Saripetojo, tau sendiri kan sob kalau hotel pas ada acara rame nya juga seperti apa.
Oke , secara keseluruhan Robinson Saripetono Solo ini lumayan seperti secara interior , penataannya juga. Kalau interior nya , saya lebih suka dalam area Batik Nusantara di lantai 3. Saya mengapreasi kehadiran Robinson ( Ramayana Group ) di Kota Solo. Sangat disayangkan sekali , beberapa waktu lalu dan dahulu terjadi konflik yang seharusnya bisa dimusyarawahkan. Konfliknya bukan konflik yang horror banget sih , tapi lebih ke drama sinetron gitu hahaha mirip UTARRAN eh. Selain itu minus di foodcourt yang digantikan dengan kehadiran D’COST. Nilai plus menurut saya buat Robinson Solo yang memasukan dan membuat Batik Nusantara yang didalamnya terdapat banyak UKM batik dari Solo.
Oh iya sampai lupa , awal pembukaan terlihat ramai juga ada beberapa titik didalam pusat perbelanjaan ini yang berdesakan karena banyaknya pengunjung yang terlihat antusias dengan kehadiran pusat belanja ini.
Oh iya mohon maaf kalau gambar yang terlampir kualitasnya jelek dan terkesan seadanya.
Foto Lain nya