Halo sob, kali ini saya mau bagi info Kirab Gunungan Grebeg Mulud Sekaten Solo. Nah kepo kan? Yukk cekidot…
Info Kota Solo : Kirab Gunungan Grebeg Mulud Sekaten Solo
Masyarakat antusias menyaksikan kirab gunungan grebeg mulud. Terlihat ribuan orang datang berduyun duyun dan berebut hasil bumi yang dibentuk dalam gunungan khas tradisi perayaan Grebeg Mulud di halaman Masjid Agung Surakarta.
Nah perlu sobat ketahui dua pasang gunungan yang menjadi lambang jaler dan estri. Dalam bahasa jawa Jaler itu berarti Laki-laki sedangkan estri itu perempuan. Nah kedua gunungan tersebut diperebutkan setelah dikirab dan berdoa. Prosesi ini menandai puncak tradisi Sekaten yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kirab berlangsung dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung, dan selekas dilakukan doa bersama dua pasang gunungan hasil bumi langsung diperebutkan masyarakat yang telah hadir di pelataran Masjid Agung Surakarta. Kegiatan Grebeg Maulid merupakan puncak perayaan Sekaten dari Keraton Kasunanan Surakarta. Kegiatan Sekaten ini ditandai dengan mengeluarkan gamelan Keraton selama seminggu dan berakhir dengan prosesi kirab gunungan grebeg mulud.
Kedua gunungan tersebut memiliki makna bawah hidup di dunia terdiri atas dua jenis kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Nah oleh karena itu gunungan tersebut diberi nama jaler dan estri. Perlu sobat ketahui Gunungan Jaler berisi hasil bumi atau makanan yang masih mentah, seperti jenis kasampar, umbi-umbian dan buah yang bergelantung. Nah filosofi ini memiliki makna bahwa seorang laki-laki harus bekerja mencari penghidupan untuk keluarganya.
Selain itu ada Polo kapendem (umbi-umbian) mengingatkan kita untuk tahu jati diri kita. Kita dari tanah akan kembali ke tanah. Polo Kasampar, hidup ini, harus dinamis mencari penghidupan di muka bumi, untuk kebutuhan hidup di dunia. Ada pula polo kagantung artinya semua itu tidak lepas dari yang memberikan kehidupan. Rejeki sudah ada yang mengatur yakni Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya gunungan estri, berupa tumpukan makanan yang telah diolah dan siap saji. Ini melambangkan seorang perempuan harus mampu mengatur kerja suami untuk kebutuhan hidup keluarganya.