WOW! Itulah kata yang pertama kali saya ucapkan saat saya ikut “tumplek bleg” di Car Free Night yang mana sebagai puncak acara perayaan malam Imlek 2567 di Kota Solo.
WOW ! Kata ini juga sebagai satu kata yang tepat dari berbagai kata yang mungkin juga terucap dari sobat untuk melukiskan secara keseluruhan rangkaian acara perayaan malam Imlek 2567 di Kota Solo. Mungkin bisa dikatakan Perayaan Imlek di Kota Solo tahun ini adalah salah satu yang terbaik dari tahun sebelumnya yang telah berlangsung bahkan juga di Indonesia.
Terbaik bukan hanya karena dari sisi acaranya, tetapi bagi Kota Solo sendiri Imlek kali ini terasa sebagai sebuah terobosan sosial. Lebih dari sekedar sebuah acara yang berlangsung , tapi sebuah acara atau event yang berlangsung mencakup semua hal. Imlek Tahun ini juga menambah daftar dari berbagai event yang ada di Kota Solo yang sukses terlaksana dan juga mungkin patut untuk di hadirkan kembali.
Antusias masyarakat yang tinggi , buktinya mayoritas yang menikmati pesta Imlek ini bukan orang Tionghoa Solo sendiri. Semua yang merasa sebagai wong Solo (orang Solo) pada tumplek bleg (kumpul semua) di kawasan sepanjang Jalan Jendral Sudirman , kawasan Pasar Gede, atau beberapa titik ( tempat ) yang dipercaya bagian dari pecinan di Kota Solo.
Kawasan Pasar Gede Solo memang sudah lama dikenal sebagai sebuah kawasan di kota Solo di mana mayoritas penduduknya adalah berketurunan Tionghoa atau bisa disebut kawasan pecinan. Maka tak heran bila setiap tahunnya, perayaan Imlek di kota Solo selalu dipusatkan di kawasan ini , walaupun tidak menutup kemungkinan sobat bisa menemukan beberapa tempat yang ada di kota solo yang juga menyambut Imlek 2016.
Selain itu di kawasan ini juga terdapat Klenteng Tien Kok Sie, sebagai rumah ibadah tempat memuja Awalokiteswara. Oh iya klenteng ini awalnya berada di Kartasura, yang kemudian dipindah seiring pembangunan Keraton Surakarta pada tahun 1745. Dan kelenteng ini juga yang menjadi sejarah kota asal banyak pergerakan ini.
Sumartono Hadinoto, Ketua Panitia Imlek Bersama Solo 2567/2016 yang dijuluki “Bapak Relawan Solo” dan aktivis PMS (Perkumpulan Masyarakat Solo) patut mendapatkan apresiasi dalam perjuangannya yang sukses membuahkan sebuah event yang mempunyai makna lebih dimana dapat membuat semua hadir dan menyatu , singkatnya tumplek bleg. Dengan berbagai acara-acara yang menarik dan ditutup dengan kembang api yang sangat “WOW” lengkap sudah seluruh rangkaian acara Imlek tahun ini. Secara
Seperti yang disampaikan awal tadi Perayaan malam Tahun Baru Imlek 2567 di Kota Solo, Jawa Tengah, dimeriahkan dengan pesta kembang api yang “WOW” walaupun sobat sering melihat tetapi kalau itu beda lokasi dan beda event tetap akan terasa berbeda.
Panatauan di lokasi, Belasan ribu warga tumplek bleg menyaksikan pesta kembang api yang dipusatkan di kawasan Pasar Gede, Solo. Saat saya sampai di lokasi , Minggu 7 Februari 2016 pukul 19.40 WIB terlihat warga sudah kemruyuk plus tumplek bleg dilokasi. Cuaca yang bersahabat membuat warga berbondong-bondong memeriahkan pergantian tahun baru China atau Imlek ini.
Sebelum pesta kembang api, pengunjung dihibur dengan pentas liong, barongsai dan musik Koes Plus-an. Kian mendekati pukul 24.00 WIB, semakin banyak warga yang mendatangi kawasan pecinan untuk merayakan Imlek.
“Sebelum pesta kembang api selama 30 menit, pengunjung akan dihibur dengan pertunjukan seni budaya dan pentas liong dan barongsai dari Tripusaka, Dalmas, dan Macan Putih,” ungkap Sumartono Hadinoto, Ketua Panitia Imlek Bersama Solo 2567/2016 (sumber)
Suara kembang api dan pendaran cahayanya mulai terlihat tepat pada pukul 00.00 WIB. Semua yang hadir seolah kompak menengadahkan kepala melihat kembang api di langit Kota Solo. Mereka terhenyak dengan suara “dar der dor”dan cahaya kembang api yang meghiasi.
Ketua Panitia Imlek Bersama Solo 2016, Sumartono Hadinoto, menjelaskan pesta kembang api menjadi puncak dari perayaan Imlek di Solo. Pesta kembang api ini berlangsung selama 30 menit.
“Pesta kembang api ini dilakukan untuk memeriahkan malam pergantian Tahun Baru Imlek. Untuk menyalakan kembang api tersebut menelan biaya sekitar Rp 30 juta yang merupakan hasil donasi,” ungkapnya (sumber)
Selain itu warga juga bisa menikmati pergantian Tahun Baru Imlek dengan menyaksikan keindahan ribuan lampu lampion yang terpasang di sekitar kawasan Pasar Gede. Tak hanya sampai disitu warga atau sobatpun yang juga hadir disana juga bisa berfoto dengan replika 12 boneka shio yang terpasang di Jalan Jenderal Sudirman Kota Solo. Nih banyak yang foto – foto mengabadikan momen terbaik mereka.
“Untuk perayaan malam Tahun Baru Imlek memang dipusatkan di sekitar Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan Urip Sumoharjo depan Pasar Gede. Untuk menghindari kemacetan karena ada ribuan warga berkumpul, maka dilakukan car free night,” ungkapnya ( sumber )
Dalam Car Free Night yang dihadirkan yang mana sebagai puncak dari perayaan Tahun baru Cina / Imlek ini juga ada banyak pedagan yang menjajakan barang dagangan , tentunya yang mendominasi adalah penjual makanan dan minuman. Seperti pantauan di lokasi para pedagang ini bisa ditemukan diberbagai titik lokasi acara ini berlangsung.
Bonus Foto
Untuk Foto lainnya (klik disini ) atau (klik disini )
tags:http://www.pinterest.com/tomsonsale2014/