Halo sob , nah pastikan sudah penasaran seperti apa desain dari skybridge ini yang mana merupakan jembatan penghubung antara Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan Solo, mau tau seperti apa ? yuk mari sob…
Proyek ini terbilang bagus , memang bagus karena menghubungkan dua transportasi massal publik yaitu kereta dan bus. Memberikan satu sinergi dan kemudahan yang bagus untuk masyarakat. Proyek yang menelan dana APBN sebesar Rp. 21,5 miliar ini memakan waktu pelaksanaannya selama 210 hari kerja dengan masa pemeliharaan selama 180 hari. Skybridge penghubung Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan ini memiliki dimensi : Lebar 3 meter dengan panjang jembatan 437,9 meter.
Untuk pembangunan skybridge ini dilaksanakan pada tahun ini. Kemudian untuk pembangunan nya sendiri terbagi menjadi beberapa segmen yang mana meliputi enam segmen antara lain:
- segmen 1 (Terminal Tirtonadi) sepanjang 88 meter; 7 tiang pancang
- segmen 2 (Jl. Tagore) sepanjang 30,5 meter; 4 tiang pancang
- segmen 3 (sudut Jl.Tagore-Jl. Setiabudi) sepanjang 35,5 meter; 3 tiang pancang
- segmen 4 (Jl. Setiabudi) sepanjang 96,7 meter; 6 tiang pancang
- segmen 5 (Jl. Jalak) sepanjang 142,2 meter; 7 tiang pancang
- segmen 6 (Jl. Kutilang IV) sepanjang 44 meter; 10 tiang pancang
Nah sekarang pasti makin penasaran dengan desain nya sekaligus rendering design dari skybridge ini , langsung saja kita mulai ulas. Ada dua desain dari Skybridge penghubung antara Terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan Solo. Cekidot ini dia rendering design yang pertama…
Rendering Design Skybride Pertama
Rendering design yang pertama ini secara keseluruhan terlihat segar dan modern. Kesannya unik dan menarik. Permainan warna yang berani dan beragam , memberikan permainan warna-warni ini , menjadi menarik dan memberikan nilai lebih untuk skybridge ini. Permainan warna ini sebenarnya memang sengaja dimunculkan untuk menutupi kesederhanaan desain yang minimalis. Yang mana secara otomatis bisa menciptakan variasi bagi pengguna nantinya agar tidak bosan saat berjalan kaki diatas skybridge mengingat skybridge ini memiliki panjang yang lumayan dan membuat orang lelah apabila tidak diberi sebuah kesan visual yang menarik.
Selain itu design yang menarik dengan permainan warna yang beragam dan beberapa hal lainnya seperti railing / pembatas yang modern kemudian juga ada kaca yang mungkin berfungsi mengurangi tampias air saat hujan. Adapun beberapa tanaman yang diletakan didalam pot dan peletakannya diatur sedemikian rupa menambah kesan hijau dan seger sehingga menambah kenyamanan tersendiri. Dari kesemua nya akan memberikan sebuah kesan tersendiri untuk skybridge ini nantinya ketika telah digunakan dan secara otomatis akan menjadi sebuah ikon kota Solo.
Masih pada keunikan desain pertama dari skybridge ini yang mana pilar penopang kanopi atapnya dibuat pelangi atau berwarna warni, efek yang terlihat seperti di dalam lorong atau singkatnya selasar jembatan jadi unik & artistik memberi efek kedalaman ruang. Pada akhirnya bakal menjadi keren kalau dibuat sebagai latar selfie atau foto group yang mana disini seolah kita lagi tersedot atau jatuh ke dalam jurang vertikal kebawah, padahal posisinya jembatan horisontal
Peluang dan memang seharusnya tempat-tempat yang kurang menarik, biasa banget, monoton, umum, terkesan horror / angker karena beragam alasan salah satunya adalah kurang terawat atau sepi atau gelap dibuat kreatif seperti ini, bisa dengan bermain warna, cahaya, bentuk benda 2 Dimensi atau 3 Dimensi sekalipun dengan desain yang aneh juga , sangat nyeleneh gitu tetapi menarik dan menggelitik. Pada akhirnya akan menghidupkan suasana dan menjadikan orang tertarik untuk berkunjung bahkan juga foto – foto untuk mengadaikan momen. Sebuah bangunan tersebut bisa bernilai sekaligus jadi karya seni instalasi yg menarik. Contohnya sangat banyak terutama diluar negeri seperti halnya jembatan berbentuk Helix di Singapura yang dekat dengan kawasan Marina Bay Sand menjadi tujuan wisata karena keunikan bentuknya.
Ini adalah produk dan karya studio / konsultan dari Bandung. Oh iya ini adalah design pertama jadi bukan sebuah patokan lho yahh , karena ada design dari tim Solo yaitu tim dari AD1.
Rendering Design Kedua
Rendering design yang kedua ini secara keseluruhan terkesan biasa saja , kurang mengigit alias kurang greget namun terbilang bagus. Jujur memang mendesain itu susah – susah gampang. Perbedaan mencolok terasa sekali kalau sobat ingin mencoba membandingkan dengan desain yang pertama. Kesan yang muncul ya standar aja sih , koridor biasa. Masuk pada koridor , berdasarkan yang saya lihat dari desain yang kedua ini untuk bagian koridor saya mulai dari bagian atap nya memakai tipe pelana entah memakai jenis apa untuk penutup atap nya saya kurang mengerti ya sob. Kalau yang pertama tadi kemungkinan memakai dak beton. Bagian dalam di sisi plafon nya lumayan terus ada seperti cembung eh bukan sih tapi letak nya di tengah , kemungkinan itu adalah bagian dari pencahayaan alias didalamnya terdapat lampu.
Bagian railing atau pembatas ,pagarnya standar cuman disisi vertikalnya diulir. Kemudian tiang – tiang nya seperti dibungkus dengan marmer atau keramik sejenis yang mirip marmer atau bahkan beneran memakai marmer. Kalau dari rendering bagian lantainya terlihat kinclong mungkin ini juga memakai marmer atau granit ya gitulah.
Saya kaget ketika melihat desain yang kedua ini , kenapa muncul warna merah ? Entahlah apa yang sebenarnya dimaksudkan. Selain warna merah ada juga warna putih. Kalaupun memang ingin menonjolkan kesan nasionalis oke saja sih , bagus. Cuman kalau berbeda dan ternyata bukan itu cukup miris juga tetapi tidak apalah. Warna merah ini kalau disini cenderung menunjukan kesan tegas dan berani yang berujung pada kekakuan sih ( ah alay saya ). Pada saat pengguna berjalan diatas skybridge cenderung mungkin saja bisa cepat lelah karena terlalu semangat karena mungkin melihat warna merah yang dominan itu.
Selain itu pengguna juga akan lewat saja karena mungkin tidak ada hal menarik yang ingin di foto kecuali ingin mengabadikan pemandangan sekitar seperti pemukiman atau ada gedung yang nampak terlihat. Secara desain tetap oke walaupun kesannya standar seperti bangunan pada umumnya namun kalau mengajar untuk fungsionalitas saya rasa bagus seperti yang saya ulas diawal tulisan ini yang mana karena bisa menghubungkan dua transportasi massal publik yaitu kereta dan bus, bentuk mensinergikan keduanya yang mana nilai plus dan bermanfaat untuk kita semua yaitu kemudahan. Saling terintergerasi satu sama lain.
Oh iya kelupakan untuk bagian warna merah dan putih itu sepertinya yang terlihat pada gambar rendering untuk bagian tersebut menggunakan panel komposit yang mungkin maksudnya untuk memberikan kemudahan dalam perawatan nanti. Seperti yang kita ketahui penggunaan panel komposit memberikan manfaat untuk “low maintenance” sebuah bangunan.
Nah yang ini adalah produk dan karya dari tim Solo yang mana merupakan tim AD1. Kemungkinan ini adalah desain final yang nantinya diterapkan pada skybridge ini. Tetap lho ya sob jangan dijadikan patokan akan tetapi ini untuk gambaran seperti apa wujud skybridge ini.
Oke , itu tadi pembahasan dan info desain dari skybridge yang nantinya akan menghubungkan terminal Tirtonadi dengan Stasiun Balapan. Oh iya maaf ya kalau mungkin ada yang kurang tepat dan kurang berkenan. Nah kalau menurut sobat gimana desain dari skybridge ini , yukk monggo komen disini.
Sumber : Berbagai Sumber ( skycrapercity.com , solopos.com dll )